Being Happy by Distracting Unhappiness

Hai, setelah beberapa kali mencoba, akhirnya gue balik nulis lagi. Tentu nggak mudah, apalagi tema yang sekarang gue bahas adalah “Bahagia Dengan Caraku Sendiri” padahal gue sebenarnya tidak begitu baik-baik saja (efek pandemi). Maju-mundur buat ikutan kompetisi dari Satu Persen ini tapi ya, akhirnya gue mutusin buat coba in last minute.

Barusan gue bilang bahwa gue sedang tidak baik-baik saja. Tapi tidak baik-baik saja saat ini bukan berarti hidup gue keseluruhan itu jadi nggak bahagia ya. Enggak kok. Secara umum, hidup gue sebenernya masih adem ayem aja. Masih menyenangkan juga (gue masih bisa makan, tertawa, masih bisa diajak mikir dan sosialisasi. That’s enough right?) Cuma, belakangan gue sadar bahwa kesenangan, ketenangan, dan keceriaan yang hadir di hidup gue ini gampang banget ke-distract sama hal-hal yang tidak menyenangkan. Beberapa masalah dan hal-hal tidak menyenangkan yang menjadi distraction ini pada akhirnya membuat gue melihat seolah-olah hidup gue nggak lagi menyenangkan.

Seringkali, gue overthinking dalam merespon beberapa hal yang akhirnya itu menjadi pangkal ketenangan hidup gue ke-distract. Biasanya setelah itu gue mulai insecure (emang ya, overthinking sama insecure itu udah kayak siklus lingkaran setan) dan voila! Selamat datang kemurungan dan kesedihan hidup! Kalo udah gitu biasanya gue jadi badmood mulu kerjaannya. Mau ngerjain sesuatu pasti nggak semangat, rebahan sambil main hp pun bawaannya stress nggak udah-udah. Jauh dari kata produktif dan ceria.

overthinking-insecure cycle

Sumber: buat sendiri pakai ig story

Terus apa sih yang bisa gue lakuin untuk mengatasi distraction berbentuk kemurungan dan kesedihan ini? Ya gue distract balik dong! Hah, gimana tuh maksudnya? Maksud gue adalah gue mencoba nge-distract kemurungan dan kesedihan yang gue alami dengan kesenangan kecil atau hal-hal simple agar seenggaknya rasa suntuk dan badmood gue ini enggak berlarut-larut sehingga kewarasan gue tetep ada dan gue bisa segera cari solusi buat masalah yang sesungguhnya.

Biar lebih jelas gue kasih contoh kasusnya nih.

Hidup gue yang awalnya optimis berubah 180° jadi pesimis beberapa bulan yang lalu saat gue dinyatakan nggak lolos tes yang gue ikuti yang padahal persiapan gue udah total abis-abisan. Secara teori sih kalo kita udah berusaha maksimal, harusnya kita nggak akan kecewa. Tapi nyatanya gue kecewa berat. Kenapa? Karena meski gue udah berusaha maksimal, ekpektasi gue ternyata ketinggian. Ini bertentangan dengan teori Stoicism (pengertiannya apa, klik aja udah gue backlink).

Gue yang awalnya sehari-hari semangat ngobrol sama keluarga dan bantuin ortu jadi badmood, murung, dan ngurung diri di kamar. Gue sadar gue nggak bisa nih terus-terusan badmood gini. Akhirnya gue nontonin drama Korea atau film. Kenapa? Karena yang gue kenal dari diri gue sendiri adalah gue akan merasa senang setelah nonton drama Korea atau film. Entah itu jalan cerita, wajah cakep, atau akting keren pemainnya, semua jadi hiburan tersendiri buat gue. Mood gue akan naik. It is an instant moodbooster. Apalagi kebetulan drama Korea yang gue tonton ceritanya relate banget sama yang gue alami (bagi kalian yang lagi ngerasani quarter life crisis, coba deh tonton drama Korea judulnya Fight For My Way. Gue harap itu akan sedikit menemani lo).

fight for my way

Source: Pinterest

Setelah mood gue naik, itu tandanya gue berhasil nge-distract kemurungan yang menimpa gue. Apakah itu menyelesaikan masalah utamanya? Apakah nonton drama menghapus fakta bahwa gue nggak lolos tes? Tentu tyda! Gue tetep nggak lolos tes tapi seenggaknya mood dan kewarasan gue balik lagi sehingga gue bisa belajar dan coba tes lainnya. Seenggaknya gue balik lagi produktif bantuin ortu dan bisa enjoy ngobrol sama temen dan keluarga gue lagi. Seenggaknya gue bisa inget cerita bahagia dari film atau drama yang gue tonton dan itu kasih happy vibe ke gue.

Banyak hal simple yang bisa lo lakuin untuk nge-distract kemurungan atau hal-hal nggak menyenangkan yang lagi menimpa diri lo. Nonton film atau video self development dari channel Satu Persen misalnya, makan, tidur, ngobrol sama orang yang lo percaya, olahraga, apapun lah. Gue yakin lo sendiri yang apa yang paling bisa menghibur dan naikin mood lo. Meski memang di situasi pandemik yang sekarang terjadi bikin semua terasa suram karena sedikit banyak social distancing membatasi gerak dan pilihan dalam kehidupan sehari-hari, tapi semoga lo bisa fight back, distract balik kesuraman itu dengan hal-hal yang menyenangkan dan positif bagi lo.

Thanks for reading 🙂

Tinggalkan komentar