Being Happy by Distracting Unhappiness

Hai, setelah beberapa kali mencoba, akhirnya gue balik nulis lagi. Tentu nggak mudah, apalagi tema yang sekarang gue bahas adalah “Bahagia Dengan Caraku Sendiri” padahal gue sebenarnya tidak begitu baik-baik saja (efek pandemi). Maju-mundur buat ikutan kompetisi dari Satu Persen ini tapi ya, akhirnya gue mutusin buat coba in last minute.

Barusan gue bilang bahwa gue sedang tidak baik-baik saja. Tapi tidak baik-baik saja saat ini bukan berarti hidup gue keseluruhan itu jadi nggak bahagia ya. Enggak kok. Secara umum, hidup gue sebenernya masih adem ayem aja. Masih menyenangkan juga (gue masih bisa makan, tertawa, masih bisa diajak mikir dan sosialisasi. That’s enough right?) Cuma, belakangan gue sadar bahwa kesenangan, ketenangan, dan keceriaan yang hadir di hidup gue ini gampang banget ke-distract sama hal-hal yang tidak menyenangkan. Beberapa masalah dan hal-hal tidak menyenangkan yang menjadi distraction ini pada akhirnya membuat gue melihat seolah-olah hidup gue nggak lagi menyenangkan.

Seringkali, gue overthinking dalam merespon (lebih…)

KKN Story (Part 3)

Hi hi!

Karena lagi mood, Part 3 dicepetin kelarnya nih. Bagi yang belum sempet baca Part 1 dan Part 2 bisa diklik langsung ditulisannya ya. Sekarang lanjut to the point deh 🙂

Setiap Anak Berbeda, Setiap Anak Istimewa

Screenshot_20180104-011915

How lovely they are :”))

Seperti KKN pada umumnya, pasti ada salah satu kegiatan yang berupa ngajar anak-anak desa di sekolah. Ntah itu ngajar di TK/SD/SMP/SMA/Masjid (aka ngaji). Kelompokku sendiri pas KKN ngajar PAUD, SD, sama SMP. Masing – masing tingkat pasti beda tantangannya. Meski aku dulu pernah ngisi pelat (lebih…)

KKN Story (Part 2)

“Tidak penting apa pun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu.” – Gus Dur

Hello everyone!

Gila ya, harus nunggu ganti tahun dulu buat lanjut KKN Story Part 2. Udah kayak sekuel film aja paansi. Sesuai judulnya, post kali ini adalah kelanjutan dari pengalaman KKN yang udah aku jalani di bulan Juli – Agustus tahun lalu. Kalau belum pada baca Part 1, monggo bisa di baca di sini. Btw inkonsisten banget yak, di Part 1 pake gue-elo di Part 2 pake aku-kamu [?]

Tinggal 40 hari di tempat baru dengan suasana baru bersama orang-orang baru pastinya ngasih banyak pengalaman dan pelajaran berharga dong. Rugi deh kalo dalam waktu selama itu nggak ada hikmah yang diambil. Apapun kejadiannya, meskipun itu sebuah kesialan, kalo kita bisa tetep nemu sisi baiknya, seenggaknya bisa bikin kita keliatan makin dewasa dan bijaksana.  Karena intro-nya udah ada di Part 1, dan sebelum postingan ini mulai salfok dan ngelantur, langsung aja ya ke poin-poin pelajaran yang aku dapet pas KKN 🙂

No More Ethnocentrism

Definisi formal etnosentrisme bisa kalian googling ya. Sebenernya di matkul MKAB (Manajemen Komunikasi Antar Budaya) ada sih, cuma ya lagi nggak pengen buka slide atau catatan kuliah. Lagian UASnya (lebih…)

Rangkaian Teka-Teki

“So verily, with the hardship, there is relief. Verily, with the hardship, there is relief.”

– QS. Al Insyirah : 5 – 6

IMG_20150423_060340

Yang bikin jatuh cinta sama kamar asrama : kalau bangun tidur nengok samping, langsung ngadep ke jendela yang ke arah timur, jadi bisa lihat sunrise :’) Tinggal di asrama dari awal matrikulasi sampai akhir semester 2.

Pasti kita pernah ngrasa bete gegara rencana kita nggak berjalan sesuai harapan. Apa yang kita mau pokoknya nggak sesuai aja. Kita ngrasa kayaknya hidup dan dunia ini nggak berpihak sama kita. Ah bikin galau deh! Terus nyanyi lagunya Simple Plan, “HOW COULD THIS HAPPEN TO ME???!!!” kkkk

Tapi kita nggak boleh lupa satu hal : Apapun yang terjadi adalah yang terbaik menurut kehendak Tuhan. Sebaik-baiknya rencana manusia, rencana Tuhan yang paling baik. Hal yang menurut kita jelek karena nggak sesuai sama harapan kita kok malah yang dibilang paling baik sih? Baiknya tu di mana? Emang salah gue apa kok bisa kena nasib gini? Kenapa harus gue yang ngalami? Seringnya kita mikir gitu.

Pertanyaan dalam pikiran itu lama-lama jadi teka-teki. Menurut gue sih hidup memang teka-teki. Tapi kalau kita peka dan sabar, sebenernya jawaban dari teka-teki itu kadang sederhana dan nggak jauh-jauh banget dari kita kok. Contohnya seperti salah satu pengalaman gue ini.

Jadi, syukur alhamdulillah gue keterima kuliah di IPB lewat jalur SNMPTN (commonly known as jalur undangan). Seneng? Pasti! Tapi ada beberapa hal yang ternyata meleset lumayan jauh dari ekspektasi. Awalnya gue seneng emang, bisa masuk kuliah ta (lebih…)

KKN Story (Part 1)

“Good judgment comes from experience, and a lot of that comes from bad judgment.” — Will Rogers

Hi, it’s been a while.

Akhirnya nulis juga setelah salah fokus melipir ke folder foto. Nyortirin foto-foto pas studi banding kemarin (ntah kapan bikin post stuba). Mau melipir ke folder film tapi gue tahan. Nggak selesai-selesai ntar. Karena bagaimana pun, topik kali ini cukup krusial, berkesan, dan faedahfull dalam hidup gue sehingga harus banget dibuat postingan.Topik itu adalah…KKN.

 

So, gue menjalani KKN (Kuliah Kerja Nyata) tepat di hari pertama gue berusia 21 tahun (ultah pas KKN cuy) sampai (lebih…)

You are My Prayer that is Granted

Saturday, June 24th 2017

To all my friends,
Today is the last day of Ramadhan in 2017. Tomorrow is our winning day, Ied Mubarak. We should be happy. But, I don’t know. I feel less happy this year. May be because I got period on the last 7 days of ramadhan. You know, it makes me feel like… I don’t repent yet at all and suddenly the end of ramadhan already comes. Or I just got sentimental because of the period itself? No idea.

As usual, I hang out with my friends when I come back home. I met (lebih…)

Perih Kubertahan

Seharusnya tak usah aku kasihan

Waktu kau bilang jangan tinggalkan

Karena pada akhirnya

kau akan selalu diperjuangkan

 

Entah mengapa di ujung jalan

Kaulah yang meninggalkan

Tolong, aku sudah tak tahan

Bisikanmu sudah tidak mempan

 

Saat kau mengabaikan yang perlahan renggang

lalu hilang

dan  menyerang yang berusaha bertahan

Lantas, apa yang bisa kulakukan?

 

Tolong, aku sudah tak tahan

Tolong, jangan aku kau tahan

 

 

 

Bogor, 26 Maret 2017

01:41

From “Emang IPB ada jurusan komunikasinya?” to “Kenapa sarjana pertanian kebanyakan jadi pegawai bank?”

Halo, halo. Long time no post. So long. Sedang meratapi sisa liburan yang selalu terasa kurang. Frasa easy come easy go never match to my holiday. My holiday NOT EASY come but easy go. Tapi Alhamdulillah semester 5 yang kejam akhirnya terlalui juga. Semoga semester 6 lebih jinak, aamiin.

Ngomong-ngomong soal kuliah, ada beberapa hal yang sebenernya sepele, tapi rada nggak sreg di hati juga kalau dibiarin terus. Jadi di post ini akan membahas beberapa hal itu dan klarifikasinya. Semoga banyak yang baca biar tidak timbul hal-hal kurang sreg lainnya ya hihi…

1. Emang di IPB ada jurusan komunikasi?

A: Kuliah di mana?

B: IPB

A: Oh, jurusan?

B: Komunikasi dan pengembangan masyarakat.

A: *ekspresi nggak ngerti + meragukan* Emang di IPB ada jurusan komunikasi?

B: *disabar-sabarin, pasang senyum tabah sebaik mungkin* Ada kok. Emm dulunya lebih dikenal ilmu penyuluhan.

Aku yakin paling tidak ada 90% mahasiswa/alumni jurusan Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (disingkat SKPM), pasti pernah mengalami percakapan serupa di atas. Termasuk aku. Pas semester awal sih happy-happy aja ya ngejelasinnya. Secara pas ngejelasin ada rasa-rasa bangga habis diterima di salah satu kampus favorit di Indonesia. Tapi kalo udah masuk semester 6 (yang aku bilang kejam tadi) masih aja dapet pertanyaan gitu, itu rasanya…. Beda cuy, beda. Ada rasa capeknya dikit. Dikit banget tapi, beneran deh. Like, “Etdah selama ini gue udah berjuang mati-matian sampe sejauh ini tapi masih aja yang meragukan eksistensi jurusan gue?” Tapi habis itu tetep berusaha jelasin. Itung-itung promosi jurusan sendiri ye kan…

Klarifikasi:

Emang di IPB ada jurusan komunikasi?

Jawabannya: Ada, di IPB ada jurusan komunikasi. Baik di D3 maupun S1.

(lebih…)